Dear teman-teman sekolah rumah, berikut ini saya lampirkan
artikel menarik
tentang bagaimana balita belajar mandiri, silahkan
membaca...
Sudah Saatnya Ia Mandiri
Berapa usia si kecil Anda saat ini? Apakah ia sudah memasuki
usia 1-3
tahun? Usia yang kita sebut sedang ‘lucu-lucunya’, karena ia
mulai dapat
berjalan, mulai bereksplorasi dan mulai juga dapat
berbicara.
Banyak
anak juga yang mulai bersekolah pada usia ini. Kedua anak
saya pun,
mulai bersekolah pada waktu mereka berusia 1 tahun. Apakah
ia memang
perlu bersekolah? Bersekolahnya sendiri sebenarnya tidak
apa-apa,
tergantung dari apa yang dipelajari di sekolah tersebut.
Bila sekolah
lebih menekankan pada kemampuan motorik kasar, seperti
berjalan,
berlari, melompat, menyanyi, menari, tentu akan membantu
perkembangan
anak.
Namun
sebenarnya, ada hal yang jauh lebih penting pada masa ini,
yang harus
diselesaikan oleh anak-anak. Cobalah anda alami, si kecil
kita, yang
berusia 1.5 tahun, biasanya ingin sekali makan sendiri.
Mungkin ia senang duduk
dipangkuan kita dan mengambil makanan sendiri dari
piringnya. Bila
keinginan ini dilarang terus menerus, keinginannya untuk
makan sendiri
akan hilang dan akhirnya sampai SD pun ia masih harus
disuapi agar mau
makan.
Anak
kita, yang sudah berusia 1-3 tahun memang mulai ingin
mengerjakan
semuanya sendiri. Mungkin ia bahkan sekarang sedang belajar
untuk
memakai sepatu sendiri. Parasnya tampak amat senang saat ia
berhasil
memasukkan sepatu ke dua kaki kecilnya.
Menurut Erik Erikson, di usia ini, tugas anak yang paling
penting adalah membina
kemandiriannya. Ia sedang mengalami masa Autonomy VS Shame
or Doubt.
Ia memang ingin belajar mengenali kemampuan dirinya sendiri
melalui
hal-hal yang dapat ia kerjakan sendiri. Bila berhasil, anak
akan tumbuh
menjadi anak yang mempunyai rasa self esteem yang baik. Dan
ini adalah
dasar-dasar dari rasa percaya diri.
Banyak
orang tua yang mengikutkan anak pada berbagai lomba, untuk
meningkatkan
percaya diri anak. Namun pernahkah anda perhatikan, ada
berapa orang
yang mengikuti lomba tersebut dan berapa besar kesempatannya
untuk
menang? Rasa
percaya diri terpupuk dari pengalaman keberhasilan yang
kecil-kecil, dan
yang terpenting adalah pujian kita saat anak berhasil
melakukan sesuatu
sendiri.
Bila masa ini gagal, anak akan tumbuh menjadi seseorang yang
pemalu atau
ragu-ragu.
Ia akan selalu bertanya-tanya, apakah ia mampu melakukan
sesuatu. Ini
yang belakangan sering saya temui pada klien saya. Mereka
anak-anak SD
atau SMP yang pandai, ber IQ tinggi, tapi sangat tidak PD
dalam
mengerjakan sesuatu dan tidak mau berusaha.
Ini terjadi karena mereka tidak pernah diberikan kesempatan
untuk melakukan
sesuatu di rumah. Mereka
tidak diperbolehkan melakukan sesuatu yang kecil, dengan
kemungkinan
keberhasilan yang besar, seperti makan sendiri, mandi
sendiri,
membereskan permainan sendiri, dll, namun dituntut untuk
melakukan hal
yang besar, seperti bisa membaca, menulis, berhitung, tampil
di depan
umum dan melakukan hal-hal ‘hebat’ lainnya.
Apakah
kemandirian bisa membuat kita menjadi melupakan orang lain
dan
menganggap kita bisa melakukan segala sesuatunya sendiri?
Sama sekali
tidak. Seseorang yang mandiri dan mempunyai self esteem yang
baik, biasanya
justru tahu, apa yang bisa ia kerjakan sendiri dan kapan ia
harus minta bantuan
orang lain. Selalu ada saat yang tepat untuk belajar, dan
untuk usia ini,
kemandirian adalah fokus belajarnya.
Sumber : ROSDIANA SETYANINGRUM