Kamis, 29 September 2016

Mampukan anak Mengatasi rintangan-rintangan kehidupan



Mampukan anak Mengatasi rintangan-rintangan kehidupan
Ayah- bunda penting mencerdaskan emosi anak agar ia mampu mengelola emosinya. 
Perilaku-perilaku anak seperti rasa marah, kecewa, malu , perasaan-perasaan negatif yang bersifat dekstruktif harus segera ditangani.
Kalau dibiarkan  dampaknya akan lebih parah: anak akan berkembang menjadi pemurung, mudah cemas, impulsif bahkan agresif sehingga anak tidak diterima di ligkungannya.
Jika anak dapat mengelola emosinya maka ia akan mudah berkawan dan disenangi  lingkungannnya, Nyaman dalam bergaul, dan dapat merasa aman di kala menghadapi situasi sulit sekalipun.
Banyak keuntungan yang akan anak dapatkan kelak dengan mengelola emosi secara baik antara lain :
  1. Cepat dalam mendengarkan dan lambat dalam berbicara. Ia  menunjukkan kesadaran dalam percakapan dengan orang lain. Karena itu kelak dia menjadi tempat curhat bagi kawan kawannya , karena dengan sikap “mau mendengarkan” teman temannya suka berkawan dengannya

2. ia berhati-hati dalam bertindak.
Ketika menghadapi suatu situasi selalu bersikap mengamati melihat, mendengarkan yang lainnya, kemudian menentukan sikap dalam bertindak.Dia jauh dari gegabah atau terburu buru

3. Pandai mengelola emosi
 Dalam mengelola emosi ia tenang dalam menghadapi orang lain. Ia mengerti bahwa seseorang yang sedang emosi tidak dapat diabaikan Hal itu mendorongnya  menangani masalah tersebut sangat bijak dan cepat,"

4. Selera humor
Memiliki rasa humor yang terkendali. Cara penyampaian humor yang tepat kedengarannya ringan tetapi dapat membuat orang yang mendengarnya terpingkal pingkal.

5. Umpan balik
 Terbuka untuk menerima kritikan dan  tanggapan.  Anak yang memiliki kecerdasan Emosional  yang tinggi mendengarkan  komentar maupun kritikan orang lain terhadap dirinya dengan penuh perhatian,"

Dari riwayat hidup orang orang sukses kita dapat belajar, bahwa hal di atas menjadi kunci sukses keberhasilan  mereka.
Ayah bunda yang menginginkan masa depan anak sukses  mulailah membangun kesuksesan anak melalui cara ini.
Perhatikan ciri anak yang memiliki emosional  dan berusahalah mengatasinya : Ini dia cirinya:
1. 
                  1. Susah diatur atau diajak kerja sama.
Jika anak  membangkang, semaunya sendiri, tidak mau ini dan itu.Ia “ memberontakan” dari dalam dirinya. Ayah –bunda bisa mengarahkan dan mengawasi anak dengan seksama, sabar dan memahami kebutuhan anak.
2. Kurang terbuka pada pada orangtua
Figur orangtua tergantikan dengan pihak lain (teman ataupun ketua gang, pacar, dan lain-lain).
Saat ayah-bunda bertanya “Bagaimana sekolahnya?” Anak menjawab “Biasa saja”, menjawab dengan malas, namun anehnya pada temannya dia begitu terbuka. Introspeksilah mengapa peran ayah-bunda digantikan orang lain?  
3. Menanggapi negatif
sering berkomentar “Biarkan saja, dia memang jelek kok”, Jika suka menjelekkan orang lain itu tanda harga diri yang terluka. Doronglah anak meningkatkan harga dirinya
4. Menarik diri
Sering menyendiri, asyik dengan dunianya sendiri, dia tidak ingin orang lain tahu tentang dirinya (menarik diri). Pada kondisi ini biasanya anak merasa ingin diterima apa adanya, dimengerti – semengertinya dan sedalam-dalamnya. Ayah-bundalah yang harus menghargai anak terlebih dahulu
5. Menolak kenyataan
Jika ayah-bunda sering menolak kenyataan , misalnya berkata “Masa begitu saja tidak bisa sih, kan sudah ada contoh berulang-ulang”. Anak akan menjawab  “Aku ini bukan orang pintar, aku ini bodoh”, atau “Aku tidak bisa, aku ini tolol”. 

Semoga ayah- bunda diberi hikmat dan kebijaksanaan untuk membesarkan anak yang cerdas emosi!


SUMBER RASA NYAMAN ANAK bila berhasil MEMATANGKAN EMOSI



SUMBER  RASA NYAMAN ANAK bila berhasil MEMATANGKAN EMOSI  
Ayah-bunda guru utama bagi anak yang memberikan bekal mematangkan emosi.
Semua ayah dan bunda mengharapkan anak anaknya senang, bahagia dan gembira .
Oleh karena itu tidak ingin  membiarkan anak menghadapi pengalaman sedih, kecewa, marah, kesal dan gundah.
 "Jika orangtua berusaha keras selalu melindungi anak dari berbagai gejolak rasa kecewa, secara tidak langsung ayah-bunda  telah menghambat keterampilan emosional anak," dan akibatnya anak kelak lebih menderita karena tidak mampu mengatasi rasa kecewanya.

 Memang ada kalanya ayah-bunda tidak tega melihat perubahan sikap anak ketika mengalami perasaan sedih dan kecewa karena sesuatu hal. Tugas kita  adalah tidak  membiarkan anak larut dalam kesedihan dan kekecewaan.
Caranya antara lain : melakukan beberapa hal berikut :
1.    Hati-Hati Bicara
 Ketika anak tidak menjadi pemenang dalam lomba menggambar dan merasa kecewa, bijaksanalah memilih kalimat yang membangun. Umpamanya  "Usahamu sudah bagus, Nak! Lain kali dicoba lagi ya."
Biarkan Anak Sendiri

Anak memerlukan waktu untuk bisa mengendalikan rasa sedih dan kecewa yang dialaminya. Karena bagi anak tidak mudah menerima hal yang berbeda dari  keinginan atau harapan anak.
 Biarkan anak untuk menyendiri dulu beberapa saat. Terutama untuk anak dengan sifat introvert, jangan sesekali memaksakan anak untuk bercerita tentang hal yang dialaminya. Tunggu saja sampai anak bisa mengendalikan perasaannya dan akhirnya mau berbagi cerita kepada ayah-bunda
2.    Memberikan Pelukan
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menghibur anak yang kecewa adalah dengan menunjukkan empati. Tunjukkan kepada anak, bahwa ayah-bunda  juga ikut merasakan sedih atau kecewa yang dirasakan anak saat itu.
Pelukan erat dan hangat dariayah-bunda bisa membuat anak lebih tenang dan mau bercerita tentang rasa sedih atau kecewa yang sedang dialaminya.
3.    Menyakinkan Anak
Memberikan kenyakinan pada anak bahwa semua akan berlalu dan lebih baik. Setiap orang, pernah mengalami rasa sedih dan kecewa. Dengan menceritakan pengalaman masa kecil ayah-bunda ketika mengatasi rasa kecewa anak akan yakin bahwa ia tidak sendiri melewati perasaan sedih dan kecewa yang dialaminya.
4.    Berikan Contoh Positif
Anak adalah peniru ulung. Tanpa kita sadari anak telah meniru perilaku yang pernah kita   tunjukkan saat kecewa. Karena itu, menunjukkan perilaku positif saat mengalami rasa kecewa dan memberikan contoh yang baik untuk mengatasinya.
5.    Memberikan Pujian
Ketika anak kecewa karena kalah dalam pertandingan sepak bola, kita bisa memberikan dukungan dengan mengatakan hal yang positif. Katakan pada anak kalau ayah-bunda bangga dengan usaha yang sudah dilakukannya dan itu adalah usaha yang terbaik dari anak. Ajak anak untuk bisa bangkit dari rasa sedih dan kecewa dengan berbagai pengalaman.
6.    Fokus Untuk Lebih Baik
Saat anak mampu mengatasi rasa kecewa yang dialami, maka anak belajar untuk menjadi lebih baik. Katakan pada anak untuk tidak larut dalam kekecewaan tapi terus berlatih untuk mendapatkan yang labih baik.  Ajak anak untuk fokus dengan tidak membahas lagi tentang kekecewaan yang pernah dialaminya.
Alangkah berbahagianya seorang anak yang memiliki orangtua yang peka dan pelatih emosi yang baik. Anak seperti ini akan berlatih menangani dirinya sejak masa kecil

Rabu, 14 September 2016

Tips ayah dan bunda:" Aha...pantas anakku lebih suka di rumah!!



Aha...pantas anakku lebih suka  di rumah!!

Ayah dan bunda tidak selalu bersama sama dengan anak. Tetapi keamanan dan rasa nyaman anak tetap menjadi tanggung jawab kita.

Anak senang diam di rumah bila anak dapat ber buat suka sukanya.
Mau bermain ada mainannya; mau makan sesuai seleranya; mau tidur nyaman tidurnya;mau apa saja anak selalu menikmatinya.
Anak yang berbuat suka sukanya bukan berarti tanpa aturan dan disiplin. Dengan kasih sayang  Ayah dan bunda harus menetapkan aturan bersama anak. Misalnya menetapkan  kapan waktu bermain, makan, tidur ; Siapa dan mengapa harus mebiasakan membereskan mainan, membereskan tempat makan, merapikan tempat tidur ;  Bagaimana mengungkapkan emosi jika tidak sesuai dengan selera misalnya  makanan; atau jika sangat menyukai makanan yang tersedia untuk anak;
Mengapa dan alasan apa anak  mengatakan “ tidak” atau berkata “oke”
Dengan cara yang tepat ayah-bunda dapat melatih anak-anak menikmati suasana rumah dan membuat mereka betah berlama lama di rumah walau tanpa ayah dan bunda.  
Biarkan anak melakukan kegiatan yang dia sukai, senangnya  meloncat, melompat , memanjat tidak apa apa. Yang penting di perhatikan adalah “  aman   untuk anak bermain”
Ayah-bunda sekali sekali memberi pujian dan penghargaan ketika anak berhasil melaksanakan tugasnya, seperti merapikan mainannya , membereskan tempat makannya dan merapikan tempat tidurnya, meskipun belum sempurna.
Ketika anak gagal melakukan tugasnya, ayah-bunda memberi semangat, mendorongnya agar  melakukan bersama sama.
Beritahukan bahwa kegagalan nya sekarang, besok lusa pasti berhasil.
Ayah-bunda membiasakan anak bergaul dengan teman sebayanya Agar anak nyaman di luar rumah, di sekolah atau selama bergaul dengan teman sebayanya, ayah bunda mengajarkan cara bergaul sehat. Berteman dengan siapa saja yang diinginkan oleh anak. Berikan teladan cara berteman, berperilaku baik dan menghormati sesama. Semua anak menjadi teman, kalau kita pandai bergaul.
Bercerita sangat disukai anak.
Jadualkan Ayah- bunda dan anak untuk cerita sekali dalam 24 jam. Bergantian yeng bercerita, ayah, bunda dan anak.
Ayah pilih dongeng untuk anak, bunda pilih cerita tentang binatang, anak dorong bercerita tentang kegiatannya seharian atau membacakan buku cerita.
Ayah –bunda serius mendengarkan cerita anak.  Itu tandanya menghargai anak.
Apa bila rumah tinggal bentuk rumah kolong atau bertingkat , hindari hal hal yang dapat mencelakakan anak karena usia 7 sampai 11 tahun biasanya anak aktif bergerak, ingin tahu besar dan mencoba coba melakukan berbagai gerakan.
 P asang pengait pada jendela untuk mencegah adanya ruang bagi anak untuk menyelinap keluar, terutama di lantai atas.
  Hindari menempatkan kursi atau apapun yang dapat dipanjat berdekatan dengan jendela, begitu juga dengan balkon. Pastikan juga pintu menuju balkon selalu terkunci.
  Pada tangga bagian teratas, tempatkan pintu yang gagangnya tidak dapat terjangkau anak-anak sehingga mengurangi risiko mereka menuruni tangga tanpa pengawasan.
  Pastikan terdapat pegangan serta pencahayaan di sepanjang anak tangga. Pastikan juga tidak ada barang pada anak tangga yang dapat membuatnya terpeleset.
  Sebaiknya tempatkan semua perabot menempel pada tembok dan tidak melintang di tengah ruangan, sehingga mengurangi risiko terantuk.
  Tempatkan alas kaki karet yang dapat mencegah balita tergelincir di kamar mandi yang licin.
  Juga lapisi area main anak dengan alas karet di dalam rumah atau pasir jika di luar rumah.
  Sesuaikan permainan anak dengan usianya. Terutama jika melibatkan aktivitas memanjat.
Selain memperhatikan keamanan, sama pentingnya dengam memperhatikan kenyamanan anak..