Mampukan anak Mengatasi rintangan-rintangan kehidupan
Ayah- bunda penting mencerdaskan emosi anak agar ia mampu mengelola
emosinya.
Perilaku-perilaku anak seperti rasa marah, kecewa, malu , perasaan-perasaan
negatif yang bersifat dekstruktif harus segera ditangani.
Kalau dibiarkan dampaknya akan lebih
parah: anak akan berkembang menjadi pemurung, mudah cemas, impulsif bahkan
agresif sehingga anak tidak diterima di ligkungannya.
Jika anak dapat mengelola emosinya maka ia akan mudah berkawan dan
disenangi lingkungannnya, Nyaman dalam
bergaul, dan dapat merasa aman di kala menghadapi situasi sulit sekalipun.
Banyak keuntungan yang akan anak dapatkan kelak dengan mengelola emosi
secara baik antara lain :
1. Cepat dalam
mendengarkan dan lambat dalam berbicara. Ia menunjukkan kesadaran dalam percakapan dengan
orang lain. Karena itu kelak dia menjadi tempat curhat bagi kawan kawannya ,
karena dengan sikap “mau mendengarkan” teman temannya suka berkawan dengannya
2. ia berhati-hati dalam bertindak.
Ketika menghadapi suatu situasi selalu bersikap
mengamati melihat, mendengarkan yang lainnya, kemudian menentukan sikap dalam bertindak.Dia
jauh dari gegabah atau terburu buru
3. Pandai mengelola emosi
Dalam mengelola emosi ia tenang dalam
menghadapi orang lain. Ia mengerti bahwa seseorang yang sedang emosi tidak
dapat diabaikan Hal itu mendorongnya
menangani masalah tersebut sangat bijak dan cepat,"
4. Selera humor
Memiliki rasa humor yang terkendali. Cara penyampaian humor yang tepat kedengarannya
ringan tetapi dapat membuat orang yang mendengarnya terpingkal pingkal.
5. Umpan balik
Terbuka untuk menerima
kritikan dan tanggapan. Anak yang memiliki kecerdasan Emosional yang tinggi mendengarkan komentar maupun kritikan orang lain terhadap
dirinya dengan penuh perhatian,"
Dari riwayat hidup orang orang sukses kita dapat belajar, bahwa hal di atas
menjadi kunci sukses keberhasilan mereka.
Ayah bunda
yang menginginkan masa depan anak sukses
mulailah membangun kesuksesan anak melalui cara ini.
Perhatikan
ciri anak yang memiliki emosional dan
berusahalah mengatasinya : Ini dia cirinya:
1.
1. Susah diatur
atau diajak kerja sama.
Jika anak membangkang, semaunya sendiri, tidak mau ini
dan itu.Ia “ memberontakan” dari dalam dirinya. Ayah –bunda bisa mengarahkan
dan mengawasi anak dengan seksama, sabar dan memahami kebutuhan anak.
2. Kurang
terbuka pada pada orangtua
Figur
orangtua tergantikan dengan pihak lain (teman ataupun ketua gang, pacar, dan
lain-lain).
Saat ayah-bunda
bertanya “Bagaimana sekolahnya?” Anak menjawab “Biasa saja”, menjawab dengan
malas, namun anehnya pada temannya dia begitu terbuka. Introspeksilah mengapa
peran ayah-bunda digantikan orang lain?
3.
Menanggapi negatif
sering
berkomentar “Biarkan saja, dia memang jelek kok”, Jika suka menjelekkan orang
lain itu tanda harga diri yang terluka. Doronglah anak meningkatkan harga
dirinya
4. Menarik
diri
Sering
menyendiri, asyik dengan dunianya sendiri, dia tidak ingin orang lain tahu
tentang dirinya (menarik diri). Pada kondisi ini biasanya anak merasa ingin
diterima apa adanya, dimengerti – semengertinya dan sedalam-dalamnya. Ayah-bundalah
yang harus menghargai anak terlebih dahulu
5. Menolak
kenyataan
Jika
ayah-bunda sering menolak kenyataan , misalnya berkata “Masa begitu saja tidak
bisa sih, kan sudah ada contoh berulang-ulang”. Anak akan menjawab “Aku ini bukan orang pintar, aku ini bodoh”,
atau “Aku tidak bisa, aku ini tolol”.
Semoga ayah- bunda diberi hikmat dan kebijaksanaan untuk membesarkan anak yang cerdas emosi!