HINDARKAN PENELANTARAN &
KEKERASAN TERHADAP ANAK
Kekerasan kepada anak adalah
perbuatan yang tidak dibenarkan dalam bentuk apapun. .
, Ayah-bunda perlu memahami dan
mengenali bentuk bentuk kekerasan terhadap bayi dan anak
1. MENGABAIKAN
Jika merasa
terbebani mempunyai bayi , maka sepenuhnya urusan bayi diserahkan kepada orang
lain atau pengasuh. Ini termasuk dalam penelantaran bayi.” karena
kebutuhan utama bayi tidak terpenuhi seperti rasa aman, pelukan, dekapan dan belaian bundanya.
Anak-anak yang diabaikan, berisiko mengalami masalah-masalah emosi bahkan kejiwaan seperti mudah cemas, depresi, sulit percaya pada orang lain dan merasa tidak aman.
Anak-anak yang diabaikan, berisiko mengalami masalah-masalah emosi bahkan kejiwaan seperti mudah cemas, depresi, sulit percaya pada orang lain dan merasa tidak aman.
2.
KEKERASAN
FISIK.
Jika alasan mendisiplinkan anak lalu menghukum anak
dengan tidak wajar . Misalnya anak bersusia 5 tahun dianggap nakal jika menuang
sabun di kamar mandi, memakai lipstik bunda
coret coret dinding , tidak mau mandi, menumpahkan air di lantai dan sejenisnya..Supaya jera dan tidak mengulangi
perbuatan yang dilarang maka tangannya di pukul, dikurung di kamar mandi atau
di cubit sampai badannya biru..
Anak yang mengalami kekerasan fisik sering memar, luka, patah tulang terutama di daerah rusuk dan
gangguan-gangguan di bagian tubuh lain seperti kepala, perut, pinggul.
Resikonya ,
anak merasa terancam, tertekan, gelisah
dan cemas. Dan pemahaman anak terbangun
bahwa memukul dibenarkan untuk memberi disiplin.
3.KATA DAN
PERILAKU KASAR.
Banyak contoh kata dan perilaku kasar ayah-bunda dan
orang lain sekitar anak digolongkan
sebagai tindak kekerasan seperti :
1. Menakut-nakuti
anak . “Jangan main di kamar mandi,
nanti digigit kecoa. Jangan keluar rumah sendirian, nanti diculik hantu Ayo cepat tidur, nanti tokeknya datang, kamu
digigit.”
- Meneriaki. “Aduh, dasar bego! Sudah ratusan kali ibu bilang, simpan sepatu di rak sepatu!
- Sering mengata-ngatai “ pemalas, pelupa dan jorok .”
- Sering mencela, “Memangnya kamu bisa? Kamu itu bisanya apa, sih? Ini nggak bisa, itu nggak bisa! Paling pintar nangis.”
- Memarahi anak di tempat umum
Ayah bunda, kata-kata dan
perilaku kasar yang diterima anak , akan ditirunya. Anak tidak lagi mengetahui
mana tingkah laku yang tepat. Demikian pula pemberian ‘lebel akan tetap
tertanam dalam dirinya, dan dapat menyebabkan ia memiliki konsep diri bahwa ia
adalah anak seperti apa yang dikatakan orang padanya. Anak merasa terancam,
ketakutan, merasa bersalah, rendah diri dan bila sering ditakut-takuti, anak
menjadi penakut.
4.
Kekerasan
seksual
Biasa
dilakukan orang dewasa di sekitarnya terhadap anak. Misalnya
Meraba raba
alat kelamin anak , mengalami perbuatan tak senonoh tak berani melapor
karena diancam , di iming iming makanan , permen kemudian dipaksa melakukan
hubungan seksual, Akibatnya
Anak mengalami cedera fisik,
cemas, depresi, trauma, perubahan fungsi dan perkembangan otak.
Apa yang
harus dilakukan ?
Kebanyakan bayi dan anak –anak yang menjadi korban penelantaran dan
korban kekerasan karena kurangnya
komunikasi dengan anak.
Harmoni dalam keluarga kurang , anak tidak bicara terbuka dari hati ke hati .
Ayah bunda , sedini mungkin perkenalkan anak tentang
bagian-bagian tubuhnya yang bersifat pribadi;Tidak boleh diraba orang
sembarangan. Bunda ajarkan anak untuk bersikap asertif agar berani mengatakan
‘tidak’ untuk hal-hal yang tidak benar;
Bekali anak dengan nilai-nilai moral, norma sosial dan agama sesuai umur dan perkembangan anak ; Dampingi anak menonton
audio visual dan internet.
Bahan
/sumber : WWW.ayah
bunda.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar