Kamis, 15 Agustus 2013

Kasih Mu tak sebatas usiaku.
Gak pernah terbayang bagaimana saya menghadapi masa depan, sejak usia menginjak 12 tahun.  Woou ..berarti hampir setengah abad silam . Aku  perempuan desa yang kehilangan kasih sayang ibunda , yang harus berjuang melanjutkan cita cita dengan seribu satu macam tantangan dan masalah. Hizrah dari Porsea Kabupaten Tobasa , menuju kota Metropolitan , tanpa bekal uang dan keterampilan yang memadai.
Tujuanku memang jelas, ke rumah tanteku, adek ibu yang belum perneh kulihat wajahnya sejak aku dilahirkan, cuma pernah dengan ceritanya.
Gak pernah juga terbayang bagaimana saya membesarkan anak anakku , sejak pernikahanku menginjak usia enam tahun, itu tepatnya tiga puluh tahun yang silam,  Ibu muda dengan tiga orang anak balita , yang harus merawat suami yang terkena penyakit batu ginjal dan infeksi hepatitis ,di PHK oleh perusahaan tempat nya bekerja.  Harapanku selalu optimis!Hari ini masih bisa kami lalui , suara tawa dan nyanyian merdu masih berkumandang, Gereja tempat yang tak pernah kutinggalkan sebagai tempat pelayanan dan pembelajaran anak anakku.
Gak pernah lagi terpikirkan bagaimana memiliki rumah yang layak, memberikan menu gizi yang seimbang, sandang yang sesuai perkembangan zaman, bahkan alat transportasi serta biaya pendidikan anak anakku.
Untuk apa dipikirkan?
Apa gunanya diceritakan?
Siapa yang tertarik mendengar, atau membaca kisah seperti ini?
Terus ... apa , bagaimana,akhirnya?
Umur terus bertambah, matematika manusia tidak dapat menjumlahkan  biaya hidup dan sumber biaya itu. Inilah yang menjadi tema pembelajaran untuk anak anakku. "Jangan khawatir" jalani saja, syukuri dan turuti apa yang aku pesankan.
Gak usah dijelaskan , empat tahun sejak suami " non job" lahir putra bungsu , kuberi nama Goklas Sotarduga = Sukacita penuh, itu yang tidak terduga! Dua pasang buah cinta kami,  Tuhan berikan menjadi tanggung jawab keluarga ku.
Mereka bertumbuh dalam kasih,  meski pun masa kanak kanak mereka tidak tergolong  penuh bahagia. Masa remaja mereka pun kurang bahagia , bila dibanding dengan sebaya mereka, kelompok   anak paduan suara anak Indonesia (PSAI) , yang memberi peluang mereka menjelajahi dunia, Asia, Eropah, bahkan sampai Amerika.
Luar biasa kasih Tuhan!
Kini usiaku menjelng enampuluh dua tahun, tepatnya besok 16 Agustus  pukul 8.45 , menurut cerita ibunda ketika aku masih usia balita .
Suami, anak anakku dan keluarga besar mungkin tidak pernh merenungkan perjalanan hidupku. Hadiah ulang tahun  tidak kuharapkan dari mereka semua. Yang aku harapkan hanyalah " Sukacita mereka semua mensyukuri apa yang telah kami lalui , kami terima dan akan jalani.
Gak ada gunanya menyesali, mengapa pola pengasuhan yang saya terapkan begini dan begitu, namun aku sungguh mendambakan agar anak anakku mampu memilih sikap hidup yang berkenan di tengah keluarga dan masyarakat. Berkenan di mata Tuhan tercermin dari  hidup kita dan  hubungan personal dengan sesama   manusia , sanak saudara, menghargai budaya , bahasa dan adat istiadat yang dpat memuliakan Tuhan.
Kini , besok dan hari hari selanjutnya , saya terus berdoa dan berpengharapan, "semuanya indah pada waktunya"
UntukMu Tuhan, aku bermohon, ampunkan aku jika pola asuhyang kuberikan kepada anak anakku  tidak berkenan kepada Mu, Kuatkan hambaMu, jika harapan yang kuminta kepada anak anakku kurang berterima di mata mereka, Selalu kudoakan agar kami orangtua  bijaksana membimbing mereka, walau sudah  matang usia mereka, Kharisma dan budi pekerti yang kami tanamkan Engkau yang memberkatinya.
Terima kasih Tuhan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar