Selasa, 31 Maret 2015

Maret 2015.
Hampir satu tahun saya melupakan blog ini. bukan karena tidak ada ide untuk mengisi pendidik inovatif, cuma karena kurang pandai mengatur waktu saja. Ternyata tidak jaminan bahwa orang yang semakin tua usianya, makin bijak menggunakan waktunya.
Sekarang akhir Maret 2015, saya mulai menulis. sebuah  auto kritik

Pendidik yang inovatif, betul sebuah blogger yang kuharapkan menampung ide ide inovatif untuk mendidik anak bangsa
Nyatanya isi blog ini ku baca baca , ku ulang dan ku ulangi membacanya menurutku  kurang inovatif . Gak sesuai dengan namanya
Walaaah... nge les muncul " apalah arti sebuah nama"
Karenanya jika mau mengisi blog ini aku harus berinovasi, dapat merangsang  improvisasi pendidikan yang kuharap dapat menginspirasi pembaca.

Suatu waktu saya diminta menjadi nara sumber di sebuah pelatihan .
peserta mayoritas (98 %)  ibu -ibu yang memiliki anak balita. Topik seminar " membangun karakter anak melalui musik dan lagu. Sangat menyenangkan rupanya, dan peserta semua mengaku ini pertama sekali  bagi mereka mendapat kan materi tentang peranan musik dan lagu dalam membentuk karakter anak.
Banyak pertanyaan  tentang musik anak anak, menandakan keprihatinan para ibu ini akan semakin langkanya lagu lagu anak . Keperdulian terhadap tayangan media elektronik yang menyiarkan anak anak menyanyikan lagu lagu dewasa dan kurang pantas untuk se usia mereka.
Huih... prihatin saja tidak mengubah keadaan. Mungkin akan lebih baik jika semua ibu dan ayah memilih lagu yang cocok untuk dinyanyikan oleh anak. Berbekal lagu lagu anak ketika kita masih kecil seperti lagu "kupu kupu yang lucu" ambilkan bulan Bu, Paman dari Desa dan sebagainya.
Yang penting di ingat ialah pemaknaan lagunya harus tepat. Jangan sampai anak mengkritisi lagu, orang tua tidak dapat menjelaswkan.
Ini benar benar terjadi  cerita seorang sahabat yang mengajar anaknya  menyanyi . Lagu  "Ku pergi sekolah "
si Ibu mennyanyikan sambil mengajarkan kepada anaknya :
  O ibu dan Ayah selamat pagi, ku pergi belajar sampai  kan nanti
 Selamat belajar Nak, penuh semangat, rajinlah belajar tentu kau dapat
hormati guru mu , sayangi teman , itu lah tandanya kau murid budiman.

Si anak nyeletuk :" mom... salah... nyanyinya
si ibu heran .. apa yang salah nak?
bukan murid Bu Diman, aku murid Bu Siska!!
ha??? rupanya anak mengkritisi lagu dengan menyanyikan
 murid budiman , yang dianggap anaknya sebagai  Bu Diman ... maka dia bialang Bu Siska.

Musik memang unik, antara nada irama dan syair harus dicipta dan dimaknai secara kholistik. Salah salah bisa menjadi makna yang berbeda.
Lagu yang makna musik nya benar akan melekat di hati pendengar, kemungkinan memengaruhi perilaku yang menyanyikan.
Oleh karena itu sangat dianjurkan, agar para orang tua  memilih lagu yang tepat untuk diperdengarkan kepada anak anak.
Selamat memilih dan mengajarkan lagu anak anak.!







Tidak ada komentar:

Posting Komentar