Kamis, 17 Maret 2016

Guru inovatif harus menguasai media pembelajaran

Setengah abad yang lalu,  menjadi guru sangat mudah. Cukup bermodalkan pengetahuan baca tulis hitung. Guru saya mengajar  selalu menunjukkan  sebilah penggaris kayu panjang. Kami tidak mempuanyai buku tulis maupun buku bacaan , yang ada batu Lei dan grip sebagai alat tulisnya.
Saya ingat syarat untuk diterima  masuk sekolah (sekolah rakyat) dengan test meraih daun telinga,   Perintahnya :" angkat tangan kananmelingkar  atas kepala , kalau dapat  menjangkau daun telinga kiri berarti lulus masuk SR.
Belajar menulis harus mengikuti alur " tipis ke atas, tebal ke bawah, melengkung sedikit , sambil gerakan motorik halus diasah , kemudian diajarkanlah nyanyian yang sesuai dengan tugas belajar Contoh memperkenalkan huruf hidup lagunya demikian :
 a a a kutahu huruf a, rupanya seperti ayam, ayam tidak nampak kaki, aaa kutahu huruf a.
OOO kutahu huruf O, rupanya seperti bola , bulat utuh persis bola, OOO kutahu huruf O
III kutahu huruf I, rupanya seperti lidi, harus lurus dan berdiri, III kutahu huruf I
itulah media belajar yang cocok untuk kelas satu SR ketika itu . Tidak ada pekerjaan rumah, hanya menyanyi nyanyi  dan kami tahu, mampu menuliskan dan mengenal huruf.

Kini... menjadi guru tidak semudah itu lagi.
Guru yang tidak pandai memilih media yang tepat bisa jadi dipermalukan oleh muridnya. Murid SD saat ini sudah dapat mengakses pelajaran melalui media cetak dan  media elektronik . Akibatnya pembelajaran tanpa media menjadi tidak menarik, membosankan dan murid tidak termotivasi untuk belajar lebih jauh.
Apalagi menghadapi siswa SLTP hingga SMK di perkotaan, yang rajin belajar sudah lebih pandai dari gurunya menggunakan media.
Bila guru tidak  mengenal media , membuat dan menggunakannya dapat dipastikan akan ketinggalan  jauh dari siswa ,Apalagi bla gagap teknologi komputer... adhhhh.
 Minimal guru harus dapat membuat power ponit, preezy dan video scrable agar pas memilih media belajar yang paling cocok.
Saudara sudaraku, bila Anda seorang guru dan belum paham mengenai media , ikutilah pelatihan pengembangan media, Siapkan dirimu meenghadapi MEA,
Galakkan kegiatan gugus guru supaya dapat melaksankan pelatihan dengan biaya sendiri slamat berinovasi menggunakan media.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar