Rabu, 16 Maret 2016

Terlena mengisi Blog "Roha Guru"

Waktu demikian cepat berlalu. Kesibukan yang  saya hadapi membuat saya lupa dengan blog "Roha guru". Pada hal saya ingin berbagi melalui Blog ini dengan saudara saudaraku pencinta pendidikan.

Sebagai pendidik, sering kali  pribadi kita tidak cukup tahan mendengar, melihat, menyaksikan peristiwa peristiwa di sekeliling kita.
Ingin  kubagikan pengalamanku moga moga dapat menjadi renungan bagi pembaca.

Saya terbiasa  bangun subuh, setelah berdoa baru beranjak dari kamar tidur , membuka jendela dan menyapa orang orang disekelilingku dengan senyum dan selamat pagi. Lingkungan perkampungan yang ramah membuat kami lebih mudah berinteraksi dengan tetangga dan kebiasaan saling menyapa pun sudah menjadi kebutuhan masing masing orang.
Respon orang orang yang kutemui pun sangat menyenangkan dan menambah semangat baru.
Pagi ini saya sedang asyik  menikmati keindahan kebun yang  hjjau dan segar , sambil duduk duduk , menyanyikan senandung syukur . Terdengan  suara  pintu terkuak dan suara keras  bernada marah . Seorang kakek memarahi pekerja rumahtangganya,mengumpat  si nona yang baru terbagun karena teriakan sang Kakek. Saya beranjak dari  tempat duduk karena suara tersebut, " ada apa gerangan"
 Selidik saya kepada sang Kakek , ternyata  penyebab Kakek marah karena pintu rumah  semalaman tidak terkunci dengan baik.
" Berkali kali dibilangin supaya pintu harus terkunci , sebelum tidur harus diperiksa, ternyata sekarang lupa lagi,lupa lagi. Anak ini tidak pernah ingat apa yang ditugaskan, ya marahlah saya, sahut sang Kakek "

Ooo, sahut saya dengan penuh pengertian.
Dalam hati saya bergumam,,,, hmm, kalau saya mengalami hal yang sama mungkin saya akan marah juga!
Seketika itu ... energi positf saya langsung bicara:
" eeeh... kamu koq picik sih? Manusia memiliki kelemahan dan bisa saja lupa bukan? Bukankah seharusnya kau bersyukur bahwa pagi ini kamu bangun dengan sehat, rumahmu aman dan tidak digerayangi si jahat, maling, rampok dan binatang liar?
Jika kamu bersyukur dahulu, maka nada suara dan kalimat menegur si pekerja rumah tangga itu pasti lebih lembut, suara gaduh tak kedengaran tetangga bukan?
Pekerja rumah tangga itu manusia biasa,
 Dia harus dihargai
Seharian sudah membantu membereskan rumah tangga, mencuci dan menyetrika pakaianmu sehingga penampilanmu bagus?
 Memasak dan mencuci piring agar kamu makan dan  memakai perabotan yang bersih?
Membersihkan rumah, menyapu dan mangapel agar debu dan tata letak perabotan rumahtanggamu rapih dan menarik?
Menyapu halaman,membuang sampah dan menyiram tanaman hias dipekaranganmu , agar kau menikmati suasana taman yang segar?
memandikan anjuing kesayanganmu dan memberinya makan agar si Molly dan si Mophy bercengkerama dangan riang mengeluskan ekornya kepadamu?


Oalaaahhhh, kasihan benar pekerja rumah tangga jika tidak diperakukan dengan baik, kebayang jika menjelang lenbaran pra pekerja rumah tangga mudik, ....

Yah... saya hanya menarik napas panjang dan dalam hati berdoa, semoga sang Kakek menyadari peran pekerja rumahtangga yang demikian besar, dan jika ada kesalahannya lain waktu, sang Kakek dapat menegurnya dengan baik.
Itu hanya harapan. Semoga pembaca merenungkan hal ini dan mendapatkan peljarann. Selamat berjumpa lagi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar