Rabu, 05 Januari 2011

Mencegah lebih baik dari pada merehabilitasi

Kadang kadang saya merenungkan pendidikan yang saya terima dari orang tuaku, ketika berhadapan dengan anak anakku. Satu hal yang tertanam  dalam jiwa dan sanubariku ialah cara Mama menanamkan kejujuran.
Sikap jujur  sesuatu yang sangat langka kutemui dalam pergaulanku semasih kecil hingga usia sekarang pada hal jujur merupakan andalan utama untuk mendapat berkah. Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata  jujur berarti  : 1 lurus hati; tidak berbohong (misal dengan  berkata apa adanya); 2 tidak curang (misalnya dalam permainan, denga mengikuti aturan yg berlaku): mereka itulah orang-orang yg -- dan disegani; 3 tulus; ikhlas;
ke·ju·jur·an n sifat (keadaan) jujur; ketulusan (hati); kelurusan (hati):  ia meragukan ~ anak muda itu
  Satu kata  yang hanya terdiri dari lima huruf menjadi andalan  dan syarat utama bagi  Bos dalam menentukan karyawannya. Demikian juga dalam memilih pasangan hidup,pun juga dalam menentukan  pilihan  teman atau sahabat. Jujur tidak lagi ditemukan dalam era demokratis, lihat saja dalam pemilihan umum, pemilihan kepala daerah, pemilihan Ketua RT .Jujur juga sudah langka ditemukan dalam pertanggungjawaban keuangan negara, bahkan pertanggung jawaban uang rakyat dalam organisasi keagamaan. Jujur tidak lagi mudah ditemukan  dalam kegiatan kemasyarakatan, meski pun kegiatan tersebut bertujuan untuk menolong orang yang kemalangan. Contohnya  penyaluran bantuan untuk korban gempa di Mentawai. Jujur juga sudah sulit ditemukan di kalangan ilmuwan, buktinya banyak hasil penelitian yang direkayasa sesuai kemauan politik dari orang orang tertentu . dan banyak penyandang gelar  S, M, DR, dan lainnya   yang mencuri karya ilmiah orang lain untuk memperoleh gelar aspal. Di hampir semua instansi pemerintah  ," sikap jujur" menjadi " jika diibaratkan barang " menjadi sesuatu sikap yang amat mahal yang tidak mampu diperoleh pejabat. sebab kalau pejabatnya jujur maka periode jabatannya hanya bertahan seumur jagung. Jujur memang barang langka  dan barang antik yang  dapat diperoleh dalam waktu yang amat lama, berlaku  sepanjang usia ,terus menerus harus dipupuk, dipelihara dalam jiwa , sanubari dan roh kehidupan. Jika tidak demikian, maka jujur yang semual sudah tumbuh di rumah,  akan terserang hama jika bergaul di luar rumah, di sekolah di tempat kerja dan bahkan mungkin di tempat ibadah.

 Dulu  masa kecil kami  enam bersaudara , Mama banyak mendongeng /cerita sebelum tidur. Ada beberapa dongengnya  yang  masih saya ingat sampai sekarang. Cerita tentang  Yusuf  anak Yakub ketika itu menjadi pembantu  di istana Raja Firaun.  Berkali kali Yusuf dicobai , di jebak namun  tidak pernah ada bukti bahwa Yusuf berbuat curang. Isteri  Firaun  yang bernama Fotipar jatuh cinta setengah mati kepada Yusuf ,namun Yusuf tidak mau bohong,  berbuat curang, akhir cerita Fotipar   merekayasa peristiwa "Yusuf mau memperkosa Fotipar". Akhir ceritanya  mungkin Anda ketahui.... "Tuhan tidak diam. Dia mengetahui semua peristiwa dan meskipun Yusuf menderita dan mendekam  di Penjara, akibat tuduhan rekayasa Fotipar. Yusuf tidak berubah sebagai orang yang jujur . Tidak lama...Yusuf diangkat menjadi Bendahara Kerajaan . Integritasnya  terkenal diseluruh dunia  sebagai cerita menarik di sepanjang zaman. 

Kini masa tuaku, dongeng mama terkenang,. Ada banyak orang seperti Yusuf yang jujur. Tetapi ketahannanya  menjadi orang jujur bermacam macam. Pada awalnya masih bertahan jujur dan berintegritas, karena banyaknya tekanan, rekayasa  peristiwa , apalagi rekayasa itu datangnya dari Boss, dari lingkungan kerja... hmmm mengecewakan ...dan akhirnya putus asa. Sang Jujur  perlahan lahan mundur  dan bersembunyi di balik topeng  . Saya pun bertopeng, dikala  bekerja sebagai birokrat  banyak peristiwa  yang tidak mampu saya laksanakan dengan jujur. 
Maafkan saya mama,  Mama sudah mencegah anak anakmu  dari perbuatan curang, dusta dan mendidik kami menjadi orang yang lurushati,  tidak mau berbohong dan berbuat curang .  Meskipun belum dapat kulaksanakan sepenuhnya .Kini saya memilih menjadi pembelajar. Pekerjaan  sebagai  Widyaiswara  aku harap  lebih mudah menghapus topengku. Saya dapat berbagi pengalaman cara melepas topeng. Mudah mudahan para peserta Diklat yang berinteraksi dengan saya melihat dan memaknai betapa pembelajaran yang saya berikan mencitrakan kejujuran. Saya mau melepas topeng, bicara apa adanya dan berbuat jujur Kuharap anak anakku dapat bertahan seperti Yusuf anak Yakub  yang dulu diceritakan Mama, kuceritakan lagi kepada kalian...terus turun temurun sampai kejujuran itu melekat dihati sanubari dan perilaku kita. Mencegah  anak anak kita dari berbuat bohong, berbuat curang , lebih baik daripada menghukum mereka karena terlanjur berdusta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar